RSS

THE LITTLE RABBIT

  Rubby was a child of rabbit. She lived with her family under the tree in a wild jungle. She never out from her house, because many wild animals could catch herself. Her sister and brother were killed by a tiger. Finally she was the only child in her family. 
   Oneday, Mom Rabbit was shouted loudly, "Oh My God, I forget", Rubby came to her mother and asked "Why Mom? Can I help you?" Mom Rabbit said “I forget that I must deliver this cake to my friend across the jungle”. Finally, she ordered Rubby to deliver it. Initially, Rubby rejected because it was very dangerous. Mom Rabbit had an idea, she took a cane and gave it to Rubby. "Honey, you must throw it right into the tiger's eyes or other animal that want to catch you,” said Mom Rabbit to Rubby. Rubby was doubtfully, but she couldn't refuse that order.
   Rubby was going out from her house. Her body was trembling. She didn't want to killed like her sister and brother. In the middle of jungle, suddenly she heard something from the bush. Then, a big animal jumped from the bushes toward her body. Rubby avoid and run away. "Hey little rabbit, don't run away, i want to eat you...ha..ha..ha.." said the big animal. She looked behind her body and she saw that it was a tiger. Suddenly, she saw a small hole. She entered into the hole. When the tiger tries to looked Rubby in the hole, Rubby throw her cane right into the tiger’s eyes. Then, the tiger was blind and Rubby fled from the tiger.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

REVOLUSI MAY

  
   Pagi itu May terburu-buru untuk menyiapkan peralatan sekolahnya. Lagi-lagi dia telat tidur dan akhirnya telat bangun tidur. Malam hari dia selalu saja membaca fan fiction. Tidak hanya itu saja, saat jam kosong di sekolah, ia juga sering membaca fan fiction dibanding mengerjakan tugas dari gurunya. Sahabatnya yang bernama Deva sering sekali memperingatinya, namun tetap saja, karena May memang sudah kecanduan membaca fan fiction.
   “Aduh…gawat, aku bisa telat lagi niiihhh..” kata May dengan suara sedikit berteriak. Mama yang melihat anaknya itupun hanya bisa geleng-geleng kepala. “Makanya jangan tidur malem-malem, masih mending kalau belajar, lha kamu malah baca fan fiction. Nggak bermutu banget tauuukk!” kata Rio yang tiba-tiba saja nongol di meja makan. May hanya bisa cemberut karena kesal. Rio adalah kakak May, dan merupakan mahasiswa di ITB. Rio dan May memang berbeda jauh. Rio merupakan anak rajin dan pintar, sedangkan May adalah anak dengan otak pas-pasan serta malas belajar. Itulah yang menyebabkan Rio sering mengejek May dan membanding-bandingkan dirinya dengan May. Kedua anak itu memang tidak pernah akur, yang ada hanya saling mengejek dan bertengkar.
   “May, sarapan dulu sana, udah tiga hari kamu nggak sarapan pagi di rumah,” kata Mama. “Ma, kalau May makan di rumah, nanti May bisa telat masuk sekolah. May pamit dulu ya Ma..dada Mama..” kata May mengecup tangan Mama. May lalu mengambil motornya dan bergegas meninggalkan rumah. May melihat jam tangannya, pukul 06.55, May semakin mengendarai motornya dengan cepat. Akhirnya sampai juga di depan SMA N 10 Bandung , ia lalu cepat-cepat memarkir motornya dan berlari menuju ke kelas. Saat May duduk di bangkunya, bel tanda masuk pun berbunyi, May hanya bisa menghirup nafas lega.
   “May, apa kamu nggak capek keburu-buru masuk sekolah?” tanya Deva yang heran pada May. “Ya capek lah Va, tapi mau gimana lagi, nggak ada yang bangunin sih. Oiya, ada PR nggak sih?”, “Nggak ada kok, tapi adanya ulangan matematika,” jawab Deva dengan santai. “Yang bener?? Waduh aku belum belajar nih, gawat!!” May bergegas mengeluarkan buku matematikannya disertai pula dengan datangnya Pak.Musthafa guru matematika ke dalam kelas. Semua mengucapkan salam dan hening seketika. “Baiklah anak-anak, sebelum kita memulai ulangan hari ini, seperti biasa tas dimohon diletakkan di depan kelas,” perintah Pak. Musthafa diikuti semua murid. May hanya bisa pasrah dan mengerjakan soal sebisannya.
   Suasana kelas memang hening dan tenang, tapi tidak setenang May. May hanya bisa garuk-garuk kepala. Ia bingung mau mengerjakan soal yang mana dulu, karena baginya soal-soal itu adalah soal maut baginya. “May, kamu bisa nggak? Nih, aku contekin tempatku,” kata Deva mengetahui perasaan May saat itu. “Makasih ya Va,” sahut May dan bergegas menyalin jawaban Deva. Waktu untuk mengerjakan ulangan berakhir, May sedikit lega tetapi banyak menyimpan rasa salah kepada Deva. Deva sering membantunya, tapi dia tidak pernah membantu Deva.
   Bel pulang pun tiba, May mengajak Deva untuk pulang bersama, “Va, bareng yuk!”, “Nggak usah repot-repot May, aku bisa kok naik ojek sendiri, mending kamu pulang terus istirahat, jangan lupa malemnya belajar, kitakan udah kelas XII,” May hanya bisa ngangguk-ngangguk saja, ia menuju parkir mengabil motornya dan bergegas pulang. Suasana rumah sangat sepi, Rio belum pulang kuliah, sedangkan Mama mungkin saja sedang arisan. May menuju kamarnya dan melakukan nasehat Deva
    Tok tok tok, pintu diketuk seseorang. May terbangun dan melihat jamnya. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30, May mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. Brrrruukkkk, May menabrak Rio yang dari tadi mengetuk pintu kamarnya.
“Haduuhh, kakak ini apa-apaan sih di depan pintu orang?” kata May dengan nada kekesalan.
“Aku dari tadi ngetuk pintu kamarmu taukk, seharusnya dibuka pelan-pelan, bukannya langsung diterobos gitu aja,” balas Rio juga kesal.
“Emang kenapa sih kak?”
“Kamu dipanggil Mama tuh, cepetan turun!”
“Iya iya..”
May turun sampil mengelus-elus lututnya yang terbentur lantai karena menbrak kakaknya tadi. “Ada apa Ma?” tanya May setelah menemukan Mamanya yang lagi asyik di dapur. “Mama cuman pengen bangunin kamu aja. Tumben kamu tidur siang, biasanya juga udah nempel sama laptop sampai malem,” tanya Mama heran. “Aku cuman pengen ngelakuin nasehatnya Deva tadi Ma. Kok dia bisa pinter ya, sedangkan aku?” balas May dengan lesu, “yaudah, kamu mandi dulu sana, habis itu makan terus belajar biar pinter kayak Deva,” kata Mama sambil menasehati May. Setelah mandi, May makan malam bersama Mama dan Kakaknya. Kenapa Papanya tidak ada? Karena orangtua May sudah bercerai 5 tahun yang lalu. Suasana makam malam kali ini terlihat tenang, masing-masing dengan pikirannya sendiri. May sedang memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa sepintar Deva tanpa meninggalkan kegemarannya membaca fan fiction. Cukup berat jika dipikir-pikir. Jika May bertanya pada semua orang pasti jawabannya “belajar”, memang jika ingin pintar harus belajar, tapi itu sangat berat bagi May. Setelah makan malam, May bergegas menuju ke kamarnya dan mengambil buku pelajarannya. Sangat membosankan, itulah yang dirasakan May. Sampai akhirnya May tertidur di meja belajarnya.
   Krrriiiiinnnggggggg, alarm berbunyi, kali ini masih pukul 05.00, sebenarnya May masih malas untuk membuka matanya, tapi ia berniat untuk merubah perilakunya. May bergegas mandi, lalu ia menuju kamarnya untuk menyiapkan peralatan sekolah, setelah itu May menyempatkan diri untuk sarapan pagi di rumah, Mama dan Rio melihat May dengan keheranan yang luar biasa. Mereka mungkin hanya bisa bertanya-tanya pada diri meraka sendiri, mengapa May terlihat aneh kali ini. Setelah selesai makan, May tidak lupa pamit kepada Mamanya, lalu mengambil motor dan pergi kesekolah.
   Sampai di sekolah, Pak Wijoyo yaitu satpam sekolah, melongo melihat May datang sangat pagi. May tersenyum dengan bangga,memamerkan keanehannya yang ia buat pagi ini. Sampainya di kelas, May mencoba untuk membaca buku seperti yang dilakukan Deva setiap paginya. Lagi-lagi rasa bosan menyelimuti diri May. Karena bosan, May mengeluarkan Handphonenya, tapi ia bingung apa yang ingin ia lakukan. Akhirnya May pun membuka fan fiction, setelah membacanya May cekikikan sendiri. Tidak lama kemudian Deva datang dengan kaget, ia tidak menyangka ada orang di dalam kelas dan orang itu adalah May yang sedang cekikikan sendiri di dalam kelas. Deva menghampiri May dan bertanya, “May?? Tumben kamu berangkat pagi?”. “Iya dong Va, aku kan pengen kayak kamu,” jawab May dengan santai. “Terus ngapain kamu cekikikan sendiri?” tanya Deva dengan keheranan, “coba deh, baca ini, lucu banget taukk!” jawab May sambil menunjukkan fan fictionnya kepada Deva. Deva cuman bisa geleng-geleng kepala dan duduk di samping May. Seperti biasa, Deva mengeluarkan buku pelajaran dan mulai membacanya. May yang melihatnya merasa iri dengan Deva.
….
   Ulangan semester sudah dekat, May tidak bisa lagi berbuat apa-apa kecuali harus belajar. Belajar memang sangat membosankan. Kali ini Rio bersedia untuk membantu May untuk belajar. “Aku udah baik hati nih, nawarin buat bantu kamu belajar,” katanya dengan penuh kepuasan, “iya tauk, tapi jangan sekali-kali minta imbalan,” tanggap May mengetahui keinginan kakaknya sebenarnya. Rio hanya merengut sambil menggumam sendiri.
   Keesokan harinya, saat sampai di kelas, May langsung mencoba untuk mengeluarkan buku pelajarannya yang membosankan. Karena bagaimanapun juga ia tidak mau bergantung pada Deva dan ingin mendapatkan nilai bagus dengan kerja kerasnya sendiri. Saat pulang sekolah, May merasa sangat lelah, ia pun bergegas menuju ke kamarnya. Saat membukanya, tidak disangka banyak sekali tempelan rumus, dan hapalan lainnya. “Ini pasti kerjaan kakak,” kata May dengan wajah pasrah. May berusaha belajar dengan tempelan-tempelan itu, ternyata tidak membosankan. “Apa ini yang buat kakak jadi pinter? Ternyata tau juga dia,” gumam May sambil tersenyum. Ia tidak menyangka bahwa kakaknya ternyata mempunyai ide cemerlang untuk membantunya. May tidak lagi bosan untuk belajar, ia menambahkan tempelan-tempelan pada dindingnya. Saat mau tidur ataupun bangun tidur, May tetap bisa membacanya tanpa membuka buku, karena baginya yang membuat bosan sebenarnya adalah buku-buku tebal itu. Cara yang menyenangkan untuk belajar. Itulah yang membuat May berubah tanpa meninggalkan kegemarannya membaca fan fiction. May pun memberi imbalan pada kakaknya, karena menurutnya, walaupun kakaknya menyebalkan tetapi bagaimanapun juga dia sudah membantu May untuk tidak bosan belajar.



.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membuat Masakan Korea "Ala Sendiri"

    Masakan yang satu ini sudah tidak asing di Indonesia. Walaupun bukan negara asalnya masakan ini banyak digemari para kuliner di Indonesia. Masakan ini berasal dari Korea namanya adalah kimchi. Kimchi tidak lain terbuat dari sayur-sayuran yang direndam. Mau buat kimchi ala sendiri? Aku kasih tau ya cara bikinnya :)

Bahan Membuat Kimchi:
• 1 buah sawi putih/ lobak putih yang telah dicuci bersih
• 1 sdm air perasan jeruk lemon
• 1/2 sdm bawang putih yang sudah diparut
• 1/2 sdt gula pasir
• 3 sdt cabai bubuk
• 1 sdm garam
• 1/2 sdt jahe yang sudah diparut
• 1/2 sdt kecap ikan
• 1 sdm ebi udang

Cara membuat kimchi:
1. Taburkan garam pada setiap kuntum sawi putih/ lobak putih hingga merata pada setiap bagian.
2. Biarkan kurang lebih 6 jam/ hingga sayuran nampak layu.
3. Setelah nampak layu cuci hingga bersih.
4. Potong-potong sawi/lobak menjadi beberapa bagian.
5. Campurkan sawi/lobak dengan ebi, bawang putih, cabai bubuk, air jeruk, kecap ikan, jahe, dan garam.
6. Diamkan dalam lemari es satu hari.
7. Setelah satu hari kimchi dapat dinikmati.


Silahkan mencoba...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KISAH SIALKU...

    OOohhhh nnoooooo……..” teriak Nana sembari melihat jam wekernya. Jam sudah menunjukkan pukul 6.50. Nana pun berlari bagaikan mengikuti pacuan kuda. Ia bergegas mandi, lalu kembali ke kamarnya untuk menyiapkan peralatan sekolahnya. “Nana, kenapa kamu lari-lari, nanti kamu bisa jatuh lho..sarapan dulu gih!” perintah Mami pada Nana. “Mi, aku nggak bisa breakfast hari ini, nanti aku bisa telat” kata Nana sambil mencium tangan Maminya, dan bergegas mengambil motor lalu cabut begitu saja.

   Dilihatnya jam yang menempel ditangannya. Lagi-lagi jam membuatnya dihantui rasa khawatir. Ia pun mempercepat kecepatan motornya. Dan akhirnya Nana sampai di sekolah pukul 07.05. Rasa khawatir Nana semakin memuncak, saat dilihatnya seseorang bertubuh besar dan tinggi seakan telah menantinya. “Haduh, matilah aku” kata Nana pada dirinya sendiri. “Mbak Nana, apakabar?” kata orang itu terus menatap Nana tajam-tajam. “Mmmm…aaa..ba..ik Pak” jawab Nana penuh rasa takut. Gawat, aku harus gimana nih, kata Nana dalam hati. Di hadapannya kini hanya ada tatib sekolah, Pak Lukito. Dan yang paling menyebalkannya lagi, tidak ada satu muridpun yang telat kecuali dirinya sendiri. Arrrrgghhh..ini memang hari sialku, gerang Nana dalam hati. Pak Lukito yang dari tadi memandangnya, tiba-tiba bertanya “Kenapa kamu telat hari ini? Apa kamu tidak malu, bahwa yang telat hanya kamu seorang? Mana janji yang sering kamu ucapkan setiap hari Senin? Mana kedisiplinanmu? Dan apakah kamu tidak tahu tata tertib sekolah ini?” Nana hanya terdiam mendengar pertanyaan-pertanyaan itu, ia tidak tahu pertanyaan mana yang harus ia jawab terlebih dahulu. Kenapa Pak Lukito tidak bisa merubah sikapnya saat bertanya pada seseorang. Ia selalu menanyakan sebuah pertanyaan dengan beruntun tanpa memikirkan orang yang ditanya sedang berpikir bagaimana untuk menjawab semua pertanyaan itu.  

   Pertanyaan beruntun itu bagaikan pertanyaan yang diajukan polisi terhadap tersangka yang melakukan kesalahan besar. Akhirnya Nana dengan hati-hati menjawab “Maaf Pak, saya semalam tidur jam 1, dan tadi pagi saya telat bangun, itulah alasan mengapa saya bisa telat hari ini” “Itu alasan yang sudah beribu-ribu kali saya dengar, dan asal Anda tahu Mbak Nana, saya paling benci ada murid terlambat di sekolah ini. Itu bisa mencoreng nama baik sekolah. Anda akan saya kenakan sanksi hari ini. Saya minta anda untuk meminta tanda tangan seluruh pengurus kelas yang ada di sekolah ini, saya beri Anda waktu 2 hari untuk mengumpulkannya. Dan jika Anda terlambat lagi besok, maka saya akan menambah hukuman yang lebih berat” kata Pak Lukito panjang lebar sepanjang rel kereta. “Baik Pak, saya akan menjalankannya” jawab Nana dengan nada lesu. Akhirnya Pak Lukito memberi surat ijin kepada Nana, dan mengijinkan Nana untuk ke kelas.
   Hari berikutnya, Nana mulai mengerjakan hukumannya itu pada jam istirahat pertama dan kedua. Sampai-sampai ia tak sempat jajan dan mengobrol dengan temannya. Ia meminta tanda tangan keseluruh penjuru kelas di sekolah itu. Banyak yang bertanya kenapa Nana melakukan hal konyol seperti itu. Nana hanya bisa menjawab, “itu hukuman dari Pak Lukito”. Dan yang paling menyebalkan lagi, banyak yang menertawakannya. Rasanya ia ingin mengakhiri hukuman itu sekarang juga. Akhirnya hari pertama terselesaikan sudah. Hari itu Nana sudah mendapatkan tanda tangan 15 kelas dari 21 kelas di sekolahnya. Dengan wajah kelelahan, Nana bergerak menuju parkir, dan cepat-cepat mengambil motornya lalu pulang.
   Hari kedua, merupakan hari terakhir yang sangat berat, Nana harus mengumpulkan tanda tangan dari 6 kelas yang tersisa. Nana tidak mau berlama-lama berdiam diri di kelas, saat bel isitrahat berbunyi, ia berlari menuju kelas terakhir yaitu kelas XII. Nana cepat-cepat meminta tanda tangan keseluruh pengurus kelas. Lalu tiba-tiba Nana berhenti di depan kelas yang terakhir. Kelas XII IPA 2. Ia melihat ke dalam kelas dan menemukan sesosok laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, dan tampan, sedang melihatnya dari dalam kelas. Mata mereka bertemu sesaat, ketika Nana mencoba memalingkan wajahnya ke arah lain. Arrrggghh..kenapa harus dia?? gerang Nana dalam hati. Tapi akhirnya dengan berat hati ia melangkahkan kakinya menuju kelas terakhir itu. Ia meminta tanda tangan pada bendahara, sekretaris, wakil ketua, dan yang terakhir ketua kelas yang menyebalkan yaitu Dicky. Nana menyukai Dicky dari kelas X. Tapi ia telah dipermalukan Dicky dan dirinya sendiri. Hari itu, Ia harus menembak Dicky dihadapan banyak murid agar bisa menjadi pacarnya. Karena Nana sangat menyukai Dicky akhirnya Ia melakukannya. Kisah hidup Nana yang sangat memalukan. Tapi entah kenapa ia benar menyukai laki-laki itu. Karena hal itu juga, Nana menjadi populer di sekolah. Guru-guru pun juga tahu tentang Nana. Benar-benar hari penuh sialku yang memalukan. But..it’s okay..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Super junior M - Break Down

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Apa itu pace?

     Pace merupakan buah yang mudah ditemui di Indonesi. Nama lain buah PACE adalah mengkudu. Baunya memang tidak enak. Warnanya putih kekuning kuningan saat telah matang, serta terdapat bintik-bintik kecil di kulitnya. Buah pace alias mengkudu dapat dijadikan obat, antara lain penyakit pernapasan, pencernaan, sistem syaraf, dan kekebalan tubuh manusia. Selain menjadi obat buah ini juga ampuh dalam mengusir tikus di rumah lhooo..Kenapa bisa? karena baunya yang tidak disukai tikus. Tidak percaya?? coba saja di rumah ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS